A.
Latar
Belakang Teori Konseling Humanistik
Aliran
humanistik merupakan salah satu aliran dalam psikologi yang muncul pada tahun
1950-an, dengan akar pemikiran dari kalangan eksistensialisme yang berkembang
pada abad pertengahan. Pada akhir tahun 1950-an, para ahli psikologi, seperti :
Abraham Maslow, Carl Rogers dan Clark Moustakas mendirikan sebuah asosiasi
profesional yang berupaya mengkaji secara khusus tentang berbagai keunikan
manusia, seperti tentang : self (diri), aktualisasi diri, kesehatan, harapan,
cinta, kreativitas, hakikat, individualitas dan sejenisnya.
Maslow menyebutkan
aliran humanistik sebagai "koalisi berbagai sempalan psikologi ke dalam
suatu filsafat tunggal". Esensi filsafat tunggal itu, sebagaimana
disebutkan Maslow, berwujud pengakuan bahwa species manusia memiliki ciri-ciri
dan kesanggupan-kesanggupan yang unik ; terdapat nilai-nilai utama universal
yang menjadi bagian dari alam biologis manusia, naluriah dan tidak dipelajari ;
tujuan utama segenap upaya manusia adalah realisasi diri atau aktualisasi diri,
yakni pengungkapan dan penggunaan kemungkinan-kemungkinan dan
kesanggupan-kesanggupan secara penuh.
B.
Konsep
Utama Konseling Humanistik
ü
Pandangan Tentang Manusia
Humanistik
memandang manusia sebagai makhluk yang memiliki otoritas atas kehidupan
dirinya. Asumsi ini menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk yang sadar,
mandiri, pelaku aktif yang dapat menentukan (hampir) segalanya. Manusia adalah
makhluk dengan julukan “the self determining being” yang mampu
sepenuhnya menentukan tujuan-tujuan yang paling diinginkannya dan cara-cara
mencapai tujuan itu yang dianggapnya paling tepat. Pendekatan eksistensial
humanistik berfokus pada manusia. Pendekatan ini terutama adalah suatu sikap
yang menekankan pada pemahaman atas manusia. Ada beberapa konsep utama dari
pendekatan eksistensial, yaitu:
a.
Kesadaran diri
Manusia memiliki
kesanggupan untuk menyadari dirinya sendiri, suatu kesanggupan yang unik dan
nyata yang memungkinkan manusia mampu berpikir dan memutuskan.
b.
Kebebasan, tanggung jawab, dan
kecemasan.
Kesadaran atas
kebebasan dan tanggung jawab bisa menimbulkan kecemasan yang yang menjadi
atribut dasarbagi manusia.
c.
Penciptaan makna
Manusia itu unik, dalam arti bahw dia
berusaha untuk menemukan tujuan hidup dan menciptakan nilai-nilai yang
memberikan makna bagi kehidupan. Manusia memiliki kebutuhan untuk berhubungan
dengan sesamanya dalam suatu cara yang bermakna, sebab manusia adalah makhluk
yang rasional.
ü
Ciri-Ciri Pendekatan Humanistik
Pendekatan
humanistik dapat dimengerti dari tiga ciri utama, yaitu:
a.
Pendekatan humanistik menawarkan satu nilai
yang baru sebagai pendekatan baru untuk memahami sifat dan keadaan manusia.
b.
Pendekatan humanistik menawarkan pengetahuan
yang luas akan kaidah penyelidikan dalam bidang tingkah laku manusia
c.
Psikologi humanistik menawarkan metode yang
lebih luas akan kaidah-kaidah yng efektif dalam pelaksanaan psikoterapi.
ü
Asumsi perilaku bermasalah Konseling Humanistik
Pribadi
yang bermasalah menurut pandangan eksistensial-Humanistik yaitu tidak mampu
memfungsikan dimensi-dimensi dasar yang dimiliki manusia, sehingga kesadaran
tidak berfungsi secara penuh. Diantaranya ; inkongruen, negatif, tidak dapat
dipercaya, tidak dapat memahami diri sendiri, bermusuhan dan kurang produktif.
Adapun
Asumsi perilaku bermasalah Konseling Humanistik dipengaruhi oleh tidak
terpenuhinya aspek-aspek sebagai berikut:
· Kesadaran Diri
Berhubungan dengan kemampuan manusia
untuk menyadari diri dan menjadikan dirinya mampu melampaui situasi sekarang
dan membentuk aktivitas-aktivitas berpikir. Dengan demikian, meningkatkan
kesadaran berarti meningkatkan kesanggupan seseorang untuk mengalami hidup
secara penuh sebagai manusia. Tidak jarang manusia yang tidak memiliki
kesadaran akan dirinya akan mengalami masalah-masalah dalam kehidupannya.
· Kebebasan dan
tanggung jawab
Manusia
adalah makhluk yang menentukan diri dn memiliki kebebasan untuk memilih
diantara alternatif-alternatif. Masalah akan timbul jika manusia tidak bisa
mengatur kebebasannya dan mengarahkan hidupnya.
· Keterpusatan dan
kebutuhan akan orang lain
Meliputi masalah-masalah yang
berkaitan dengan kebutuhan dari luar dirinya sendiri, yaitu untuk berhubungan
dengan orang lain dan alam. Kegagalan dalam berhubungan dengan orang lain dan
dengan alam menyebabkan manusia kesepian, mengalami aliensi, keterasingan, dan
depersonalisasi.
· Pencarian makna
Hidup
· Kecemasan sebagai
syarat hidup
· Kesadaran atas
kematian dan Non-ada
C.
Tujuan Konseling
Humanistik
Menurut
Gerald Corey (2010) ada beberapa tujuan konseling Eksistensial humanistik yaitu:
a.
Agar klien mengalami keberadaannya secara
otentik dengan menjadi sadar atas keberadaan dan potensi – potensi serta sadar
bahwa ia dapat membuka diri dan bertindak berdasarkan kemampuannya. Keotentikan
sebagai “urusan utama psikoterapi” dan “nilai eksistensial pokok”. Terdapat
tiga karakteristik dari keberadaan otentik :
·
Menyadari sepenuhnya keadaan sekarang
·
Memilih bagaimana hidup pada saat sekarang
·
Memikul tanggung jawab untuk memilih.
b.
Meluaskan kesadaran diri klien, dan karenanya
meningkatkan kesanggupan pilihannya yakni menjadi bebas dan bertanggung jawab
atas arah hidupnya.
c.
Membantu klien agar mampu menghadapi kecemasan
sehubungan dengan tindakan memilih diri, dan menerima kenyataan bahwa dirinya
lebih dari sekadar korban kekuatan-kekuatan deterministic di luar dirinya.
D.
Proses
Konseling Humanistik
·
Adanya hubungan yang akrab
antara konselor dan konseli.
·
Adanya kebebasan secara
penuh bagi individu untuk mengemukakan problem dan apa yang diinginkannya.
·
Konselor berusaha sebaik
mungkin menerima sikap dan keluhan serta perilaku individu dengan tanpa
memberikan sanggahan.
·
Unsur menghargai dan
menghormati keadaan diri individu dan keyakinan akan kemampuan individu
merupakan kunci atau dasar yang paling menentukan dalam hubungan konseling.
·
Pengenalan tentang keadaan
individu sebelumnya beserta lingkungannya sangat diperlukan oleh konselor.
E.
Teknik
Konseling Humanistik
Konseling humanistik tidak memiliki
teknik-teknik yang ditentukan secara ketat. Prosedur-prosedur konseling bisa
dipungut dari beberapa teori konseling lainnya separti teori Gestalt dan
Analisis Transaksional. Tugas konselor disini adalah menyadarkan konseli bahwa
ia masih ada di dunia ini dan hidupnya dapat bermakna apabila ia memaknainya.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan adalah:
1.
Membina
hubungan baik (good rapport)
2.
Membuat
klien bisa menerima dirinya dengan segala potensi dan keterbatasannya.
3.
Merangsang kepekaan emosi klien Membuat klien
bisa
4.
mencari
solusi permasalahannya sendiri.
5.
Mengembangkan potensi dan emosi positif klien
6.
Membuat klien menjadi adequate
F.
Sikap
Konselor dalam Proses Konseling Humanistik
Yang paling diutamakan oleh konselor eksistensial humanistik adalah hubunganya dengan klien.
Kualitas dari dua orang yang bertatap muka dalam situasi terapeutik merupakan
stimulus terjadinya perubahan yang positif. Konselor percaya bahwa sikap dasar
mereka terhadap klien, karakteristik pribadi tentang kejujuran, integritas dan
keberanian merupakan hal-hal yang harus ditawarkan. Konseling merupakan
perjalanan yang ditempuh konselor dan klien, suatu perjalanan pencarian
menyelidiki kedalam dunia seperti yang dilihat dan dirasakan klien.
Konselor berbagi reaksi dengan kliennya disertai kepedulian dan
empati yang tidak dibuat-buat sebagai satu cara untuk memantapkan hubungan
terapeutik. May dan Yalom (1989) menekankan peranan krusial yang dimainkan oleh
kapasitas konselor untuk disana demi klien selama jam terapi yang mencakup hadir
secara penuh dan terlibat secara intens dengan kliennya. Sebelum konselor
membimbing klien untuk berhubugan dengan orang lain, maka pertama-tama harus
secara akrab berhubungan dengan klien.
G. Kelebihan Dan Kekurangan Konseling Humanistik
Adapun
kelebihan Konseling Humanistik adalah:
a.
Selalu mengedepankan akan hal-hal yang bernuansa demokratis,
partisipatif-dialogis dan humanis.
b.
Suasana pembelajaran yang saling menghargai, adanya kebebasan berpendapat,
kebebasan mengungkapkan gagasan.
c.
Keterlibatan peserta didik
dalam berbagai aktivitas di sekolah, dan lebih-lebih adalah kemampuan hidup
bersama (komunal-bermasyarakat) diantara peserta didik yang tentunya mempunyai
pandangan yang berbeda-beda.
Adapun
kekurangan Konseling Humanistik adalah:
1. Teori humanistik
tidak bisa diuji dengan mudah.
2. Banyak konsep dalam
psikologi humanistik, seperti misalnya orang yang telah berhasil
mengaktualisasikan dirinya, ini masih buram dan subjektif.
3. Psikologi humanistik mengalami pembiasan
terhadap nilai individualistis
Daftar Pustaka
Sudrajat
, Akhmad. 2013. Konseling Humanistik (artikel)
tersedia di Http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2013/01/28/humanistik/html
Corey, Geral. 2010. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi.
Bandung: Refika Aditama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar