A.
Latar Belakang Teori Konseling Gestalt
Penemu psikoterapi Gestalt adalah
Frederick (Fritz) Perls dan mulai berkembang pada awal tahun 1950. Pendekatan
Gestalt berfokus pada masa kini dan itu di butuhkan kesadaran saat itu juga.
Kesadaran ditandai oleh kontak, penginderaan, dan gairah. Kontak dapat terjadi
tanpa kesadaran, namun kesadaran tidak dapat dipisahkan dari kontak.
Menurut Geralt Corey dalam bukunya
(Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi) mengatakan bahwa terapi Gestalt
yang dikembangkan oleh Frederick Perls adalah bentuk terapi yang mengharuskan
individu menemukan jalannya sendiri dan menerima tanggung jawab pribadi jika
mereka berharap mencapai kematangan.
B.
Konsep Utama Konseling Gestalt
ü
Pandangan Tentang Manusia
Konsep dasar
pendekatan Gestalt adalah Kesadaran, dan sasaran utama Gestalt adalah
pencapaian kesadaran. Menurut buku M.A Subandi (psikoterapi, hal. 96) kesadaran
meliputi:
1.
Kesadaran
akan efektif apabila didasarkan pada dan disemangati oleh kebutuhan yang ada
saat ini yang dirasakan oleh individu
2.
Kesadaran
tidak komplit tanpa pengertian langsung tentang kenyataan suatu situasi dan
bagaimana seseorang berada di dalam situasi tersebut.
3.
Kesadaran
itu selalu ada di sini-dan-saat ini. Kesadaran adalah hasil penginderaan, bukan
sesuatu yang mustahil terjadi.
Menurut Geralt Corey, dalam
terapi Gestalt terdapat juga konsep tentang urusan yang tak terselesaikan,
yaitu mencakup perasaan-perasaan yang tidak terungkapkan seperti dendam,
kemarahan, sakit hati, kecemasan rasa diabaikan dan sebagainya. Meskipun tidak
bisa diungkapkan, perasaan-perasaan itu diasosiasikan dengan ingatan dan
fantasi tertentu. Karena tidak terungkap dalam kesadaran, perasaan itu tetap
tinggal dan dibawa kepada kehidupan sekarang yang menghambat hubungan yang
efektif dengan dirinya sendiri dan orang lain.
C.
Ciri-Ciri Pendekatan Gestalt
ü
Asumsi perilaku bermasalah
Konseli
Asusmsi perilaku bermasalah pada konseling
gestalt karena terjadinya pertentangan antara
kekuatan “top dog” dan “under dog”. Top dog adalah posisi kuat yang menuntut,
mangancam sedangkan under dog adalah keadaan membela diri, tidak berdaya dan
pasif. Individu bermasalah karena ketidakmampuan seseorang dalam
mengintegrasikan pikiran, perasaan, dan tingkah lakunya karena disebabkan
mengalami kesenjangan antara masa sekarang dan masa yang akan datang.
Spektrum tingkah laku bermasalah pada individu meliputi :
- Kepribadian
kaku (rigid)
- Tidak
mau bebas-bertanggung jawab, ingin tetap tergantung
- Menolak
berhubungan dengan lingkungan
- Memeliharan
unfinished bussiness
- Menolak
kebutuhan diri sendiri
- Melihat
diri sendiri dalam kontinum “hitam-putih”.
D.
Tujuan Konseling Gestalt
Tujuan utama konseling Gestalt adalah
membantu klien agar berani mengahadapi berbagai macam tantangan maupun
kenyataan yang harus dihadapi. Tujuan ini mengandung makna bahwa klien haruslah
dapat berubah dari ketergantungan terhadap lingkungan/orang lain menjadi
percaya pada diri, dapat berbuat lebih banyak untuk meingkatkan kebermaknaan
hidupnya. Secara lebih spesifik tujuan konseling Gestalt adalah sebagai
berikut.
·
Membantu klien agar dapat memperoleh kesadaran pribadi,
memahami kenyataan atau realitas.
·
Membantu klien menuju pencapaian integritas kepribadiannya
·
Mengentaskan klien dari kondisinya yang tergantung pada
pertimbangan orang lain ke mengatur diri sendiri (to be true to himself)
Meningkatkan kesadaran individual agar klien dapat
beringkah laku menurut prinsip-prinsip Gestalt, semua situasi bermasalah
(unfisihed bussines) yang muncul dan selalu akan muncul dapat diatasi dengan
baik.
E. Proses Konseling Gestalt
Proses konseling Gestalt dapat ditinjau dari
fase-fase berikut:
·
Fase pertama, konselor
mengembangkan pertemuan konseling, agar tercapai situasi yang memungkinkan
perubahan-perubahan yang diharapkan pada klien. Pola hubungan yang diciptakan
untuk setiap klien berbeda, karena masing-masing klien mempunyai keunikan
sebagai individu serta memiliki kebutuhan yang bergantung kepada masalah yang harus
dipecahkan.
·
Fase kedua, konselor
berusaha meyakinkan dan mengkondisikan klien untuk mengikuti prosedur yang
telah ditetapkan sesuai dengan kondisi klien. Ada dua hal yang dilakukan
konselor dalam fase ini, yaitu : Membangkitkan motivasi klien,Membangkitkan dan
mengembangkan otonomi klien dan menekankan kepada klien bahwa klien boleh
menolak saran-saran konselor asal dapat mengemukakan alasan-alasannya secara
bertanggung jawab.
·
Fase ketiga, konselor
mendorong klien untuk mengatakan perasaan-perasaannya pada saat ini, klien
diberi kesempatan untuk mengalami kembali segala perasaan dan perbuatan pada
masa lalu, dalam situasi di sini dan saat ini. Kadang-kadang klien
diperbolahkan memproyeksikan dirinya kepada konselor.
·
Fase keempat, setelah klien
memperoleh pemahaman dan penyadaran tentang pikiran, perasaan, dan tingkah
lakunya, konselor mengantarkan klien memasuki fase akhir konseling. Dalam
situasi ini klien secara sadar dan bertanggung jawab memutuskan untuk
“melepaskan” diri dari konselor, dan siap untuk mengembangan potensi dirinya.
F.
Teknik Konseling Gestalt
Teknik-teknik yang biasanya dipakai dalam Konseling
Gestalt yaitu:
· Permainan Dialog
Teknik ini dilakukan dengan cara klien dikondisikan untuk
mendialogkan dua kecenderungan yang saling bertentangan yaitu, kecenderungan
top dog (adil, menuntut, dan berlaku sebagai majikan) dan under dog (korban,
bersikap tidak berdaya, membela diri, dan tak berkuasa). Disini ada permainan
kursi kosong, yaitu klien diharapkan bermain dialog dengan memerankan top dog maupun
under dog sehingga klien dapat merasakan keduanya dan dapat melihat sudut
pandang dari keduanya.
· Teknik Pembalikan
Teori yang melandasi teknik pembalikan adalah teori bahwa
klien terjun ke dalam suatu yang ditakutinya karena dianggap bisa menimbulkan
kecemasan, dan menjalin hubungan dengan bagian-bagian diri yang telah ditekan
atau diingkarinya. Gejala-gejala dan tingkah laku sering kali mempresentasikan
pembalikan dari dorongan-dorongan yang mendasari. Jadi konselor bisa meminta
klien memainkan peran yang bertentangan dengan perasaan-perasaan yang
dikeluhkannya atau pembalikan dari kepribadiannya.
· Bermain Proyeksi
Memantulkan pada orang lain perasaan-perasaan yang
dirinya sendiri tidak mau melihat atau menerimanya.
· Tetap dengan Perasaan
Teknik ini bisa digunakan pada saat klien menunjuk pada
perasaan atau suasana hati yang tidak menyenangkan yang ia sangat ingin
menghindarinya. Terapi mendesak klien untuk tetap atau menahan perasaan
yang ia ingin hindari itu.
G.
Sikap Konselor dalam Proses
Konseling Gestalt
Sikap Konselor dalam Proses konseling
Gestalt yaitu:
1.
Memfokuskan pada
perasaan klien, kesadaran pada saat yang sedang berjalan, serta hambatan
terhadap kesadaran.
2.
Tugas terapis adalah
menantang klien sehingga mereka mau memanfaatkan indera mereka sepenuhnya dan
berhubungan dengan pesan-pesan tubuh mereka.
3. Menaruh perhatian pada bahasa tubuh klien, sebagai
petunujk non verbal.
4. Secara halus berkonfrontasi dengan klien guna untuk
menolong mereka menjadi sadar akan akibat dari bahasa mereka.
H.
Kelebihan Dan Kekurangan
Konseling Gestalt
Kelebihan
dari konseling gestalt adalah:
§
menangani masa lampau dengan membawa aspek-aspek masa lampau
yang relevan ke saat sekarang.
§
Terapi Gestalt memberikan perhatian terhadap pesan-pesan
nonverbal dan pesan-pesan tubuh.
§
Terapi Gestalt menolakk mengakui ketidak berdayaan sebagai
alasan untuk tidak berubah.
§
Terapi Gestalt meletakkan penekanan pada klien untuk
menemukan makna dan penafsiran-penafsiran sendiri.
§
Terapi Gestalt menggairahkan hubungan dan mengungkapkan
perasaan langsung menghindari intelektualisasi abstrak tentang masalah klien.
Kelebihan dari konseling gestalt adalah:
§ Terapi Gestalt tidak berlandaskan pada suatu teori
yang kukuh
§ Terapi Gestalt cenderung antiintelektual dalam arti
kurang memperhitungkan faktor-faktor kognitif.
§ Terapi Gestalt menekankan tanggung jawab atas diri
kita sendiri, tetapi mengabaikan tanggung jawab kita kepada orang lain.
§ Teradapat bahaya yang nyata bahwa terapis yang
menguasai teknik-teknik Gestalt akan menggunakannya secara mekanis sehingga
terapis sebagai pribadi tetap tersembunyi.
§ Para klien sering bereaksi negative terhadap sejumlah
teknik Gestalt karena merasa dianggap tolol. Sudah sepantasnya terapis berpijak
pada kerangaka yang layak agar tidak tampak hanya sebagai muslihat-muslihat.
Daftar Pustaka
Corey, Geral. 2010. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi.
Bandung: Refika Aditama
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/23/pendekatan-konseling-gestalt/
diakses 3 mei 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar